Di tepian ombak itu....
Tika di tirai senja ini, ku disapa desiran ombak yang berlagu rindu, lantas aku terkenangkan kenangan lalu, hatiku bagai dihempap kebatu di saat melewati lembayung ingatan terhadapmu. Terkenangku pada sebuah persahabatan yang terjalin sekian lama. ingatkah kalian, dari merangkak kita terjalin uhkwah, tapi kini kita tidak lagi...sisa hampa menerpa diri..
Rinduku pada mu meninggi setinggi gelombang ombak, walaupun nampak tak setinggi gunung, tapi ianya mampu memperjuangkan gelombangnya ke tepian, begitulah aku, ku masih memperjuangkan ukhwah kita. ku takkan biarkan rinduku dan semangatku dibawa arus kelautan sepi, tapi, ku mengharapkan ukhwah terjalin kembali ^:^
masih ingatkah lagi......? mengutip sisa-sisa siput......
Rinduku pada kampung halaman semakin menebal. Terkenangku pada kedamaiannya, rinduku pada tepian pantai dan deruan ombak itu memecah kesunyian. Di situlah kita bermain-main keriangan. Sesekali mengejar sang ombak di gigi pantai, aku turut serta sambil membina istana harapan kita nanti. Masih lagi dalam ingatanku, tika istana kita siap dibina dengan indah, tiba-tiba datang sang ombak memusnahkan. Tapi kita kental membinanya semula.
Sang ombak itu menghempas ketepian pantai yang setia. Pepohon kelapa terus melambai-lambai keriangan, berterbangan ke depan, ke belakang dan ke kiri ke kanan. Di senja itu, warna kemerahan menampilkan diri yang turut mengundang kehidupan aku yang lalu bersamamu dengan keindahan warna senjamu. Sang ombak terus berlagu rindu, kadang-kadang menyanyikan lagu riang kepada ku yang terkenangkan kisah lalu. Kadang-kadang sang ombak memujukku dengan memainkan muzik deruannya sambil bertemankan iringan tiupan angin selembut sutera.
Bila ku ke pantai lagi, aku merenung ke penghujung langit, terdapat pulau yang indah, sesekali burung-burung riang bergerak seolah-olah mengiringi rentak alunan ombak. Aku juga hanyut dengan keindahan ciptaanNya, semuanya bagaikan bergabung memberikan ketenangan kepadaku. Merawat duka merindui mu teman.
0 comments:
Post a Comment